Selasa, 07 Mei 2013
Profil Kabupaten Ciamis Jawa Barat
00.26
No comments
Kabupaten Ciamis, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Ciamis Kota. Kabupaten ini berada di bagian tenggara Jawa Barat, berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan di utara, Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) dan Kota Banjar di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya di barat.
Kabupaten Ciamis terdiri atas 30 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Ciamis.
Kecamatan Banjar, yang dulunya bagian dari Kabupaten Ciamis, ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan sejak tanggal 11 Desember 2002 ditetapkan menjadi kota (otonom), yang terpisah dari Kabupaten Ciamis.
Menurut sejarawan W.J Van der Meulen, Pusat Asli Daerah (kerajaan)
Galuh, yaitu disekitar Kawali (Kabupaten Ciamis sekarang). Selanjutnya
W.J Van der Meulen berpendapat bahwa kata "galuh", berasal dari kata
"sakaloh" berarti "dari sungai asalnya", dan dalam lidah Banyumas
menjadi "segaluh". Dalam Bahasa Sansekerta, kata "galu" menunjukkan
sejenis permata, dan juga biasa dipergunakan untuk menyebut puteri raja
(yang sedang memerintah) dan belum menikah.
Sebagaimana riwayat kota-kabupaten lain di Jawa Barat, sumber-sumber
yang menceritakan asal-usul suatu daerah pada umumnya tergolong
historiografi tradisional yang mengandung unsur-unsur mitos, dongeng
atau legenda disamping unsur yang bersifat historis. Naskah-naskah ini
antara lain Carios Wiwitan Raja-raja di Pulo Jawa, Wawacan Sajarah
Galuh, dan juga naskah Sejarah Galuh bareng Galunggung, Ciung Wanara,
Carita Waruga Guru, Sajarah Bogor. Naskah-naskah ini umumnya ditulis
pada abad ke-18 hingga abad ke-19. Adapula naskah-naskah yang sezaman
atau lebih mendekati zaman Kerajaan Galuh. Naskah-naskah tersebut,
diantaranya Sanghyang Siksakanda ‘Ng Karesian, ditulis tahun 1518,
ketika Kerajaan Sunda masih ada dan Carita Parahyangan, ditulis tahun
1580.
Berdirinya Galuh sebagai kerajaan, menurut naskah-naskah kelompok
pertama tidak terlepas dari tokoh Ratu Galuh sebagai Ratu Pertama. Dalam
laporan yang ditulis Tim Peneliti Sejarah Galuh (1972), terdapat
berbagai nama kerajaan sebagai berikut: Kerajaan Galuh Sindula (menurut
sumber lain, Kerajaan Bojong Galuh) yang berlokasi di Lakbok dan
beribukota Medang Gili (tahun 78 Masehi?); Kerajaan Galuh Rahyang
berlokasi di Brebes dengan ibukota Medang Pangramesan; Galuh Kalangon
berlokasi di Roban beribukota Medang Pangramesan; Galuh Lalean berlokasi
di Cilacap beribukota di Medang Kamulan; Galuh Pataruman berlokasi di
Banjarsari beribukota Banjar Pataruman; Galuh Kalingga berlokasi di
Bojong beribukota Karangkamulyan; Galuh Tanduran berlokasi di Pananjung
beribukota Bagolo; Galuh Kumara berlokasi di Tegal beribukota di
Medangkamulyan; Galuh Pakuan beribukota di Kawali; Pajajaran berlokasi
di Bogor beribukota Pakuan; Galuh Pataka berlokasi di Nanggalacah
beribukota Pataka; Kabupaten Galuh Nagara Tengah berlokasi di Cineam
beribukota Bojonglopang kemudian Gunungtanjung; Kabupaten Galuh
Imbanagara berlokasi di Barunay (Pabuaran) beribukota di Imbanagara dan
Kabupaten Galuh berlokasi di Cibatu beribukota di Ciamis (sejak tahun
1812).
Untuk penelitian secara historis, kapan Kerajaan Galuh didirikan,
dapat dilacak dari sumber-sumber sezaman berupa prasasti. Ada prasasti
yang memuat nama "Galuh", meskipun nama tanpa disertai penjelasan
tentang lokasi dan waktunya. Dalam prasasti berangka tahun 910, Raja
Balitung disebut sebagai "Rakai Galuh". Dalam Prasasti Siman berangka
tahun 943, disebutkan bahwa "kadatwan rahyangta I mdang I bhumi mataram
ingwatu galuh". Kemudian dalam sebuah Piagam Calcutta disebutkan bahwa
para musuh penyerang Airlangga lari ke Galuh dan Barat, mereka
dimusnahkan pada tahun 1031 Masehi. Dalam beberapa prasasti di Jawa
Timur dan dalam Kitab Pararaton (diperkirakan ditulis pada abad ke-15),
disebutkan sebuah tempat bernama "Hujung Galuh" yang terletak di tepi
sungai Brantas. Nama Galuh sebagai ibukota disebut berkali-kali dalam
naskah sebuah prasasti berangka tahun 732, ditemukan di halaman
Percandian Gunung Wukir di Dukuh Canggal (dekat Muntilan sekarang).
Pada bagian carita Parahyangan, disebutkan bahwa Prabu Maharaja
berkedudukan di Kawali. Setelah menjadi raja selama tujuh tahun, pergi
ke Jawa terjadilah perang di Majapahit. Dari sumber lain diketahui bahwa
Prabu Hayam Wuruk, yang baru naik tahta pada tahun 1350, meminta Puteri
Prabu Maharaja untuk menjadi isterinya. Hanya saja, konon, Patih Gajah
Mada menghendaki Puteri itu menjadi upeti. Raja Sunda tidak menerima
sikap arogan Majapahit ini dan memilih berperang hingga gugur dalam
peperangan di Bubat. Puteranya yang bernama Niskala Wastu Kancana waktu
itu masih kecil. Oleh karena itu kerajaan dipegang Hyang Bunisora
beberapa waktu sebelum akhirnya diserahkan kepada Niskala Wastu Kancana
ketika sudah dewasa. Keterangan mengenai Niskala Wastu Kancana, dapat
diperjelas dengan bukti berupa Prasasti Kawali dan Prasasti Batutulis
serta Kebantenan.
Pada tahun 1595, Galuh jatuh ke tangan Senapati dari Mataram. Invasi
Mataram ke Galuh semakin diperkuat pada masa Sultan Agung. Penguasa
Galuh, Adipati Panaekan, diangkat menjadi Wedana Mataram dan cacah
sebanyak 960 orang. Ketika Mataram merencanakan serangan terhadap VOC di
Batavia pada tahun 1628, massa Mataram di Priangan bersilang pendapat.
Rangga Gempol I dari Sumedang misalnya, menginginkan pertahanan
diperkuat dahulu, sedangkan Dipati Ukur dari Tatar Ukur, menginginkan
serangan segera dilakukan. Pertentangan terjadi juga di Galuh antara
Adipati Panaekan dengan adik iparnya Dipati Kertabumi, Bupati di
Bojonglopang, anak Prabu Dimuntur keturunan Geusan Ulun dari Sumedang.
Dalam perselisihan tersebut Adipati Panaekan terbunuh tahun 1625. Ia
kemudian diganti puteranya Mas Dipati Imbanagara yang berkedudukan di
Garatengah (Cineam sekarang).
Pada masa Dipati Imbanagara, ibukota Kabupaten Galuh dipindahkan dari
Garatengah (Cineam) ke Calingcing. Tetapi tidak lama kemudian
dipindahkan ke Bendanagara (Panyingkiran). Pada Tahun 1693, Bupati
Sutadinata diangkat VOC sebagai Bupati Galuh menggantikan Angganaya.
Pada tahun 1706, ia digantikan pula oleh Kusumadinata I (1706-1727).
Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada masa pemerintahan R.A.A.
Kusumadiningrat menjadi Bupati Galuh, pemerintah kolonial sedang
giat-giatnya melaksanakan tanam paksa. Rakyat yang ada di Wilayah Galuh,
disamping dipaksa menanam kopi juga menanam nila. Untuk meringankan
beban yang harus ditanggung rakyat, R.A.A. Kusumadiningrat yang dikenal
sebagai "Kangjeng Perbu" oleh rakyatnya, membangun saluran air dan
dam-dam untuk mengairi daerah pesawahan. Sejak Tahun 1853, Kangjeng
Perbu tinggal di kediaman yang dinamai Keraton Selagangga. Antara tahun
1859-1877, dilakukan pembangunan gedung di ibu kota kabupaten. Disamping
itu perhatiannya terhadap pendidikan pun sangat besar pula. Kangjeng
Perbu memerintah hingga tahun 1886, dan jabatannya diwariskan kepada
puteranya yaitu Raden Adipati Aria Kusumasubrata. Pada tahun 1915,
Kabupaten Galuh dimasukkan ke Keresidenan Priangan, dan secara resmi
namanya diganti menjadi Kabupaten Ciamis.
Objek wisata yang ditawarkan di Kabupaten Ciamis adalah Ngarai Hijau
(Green Canyon), Pantai Batu Karas, Pantai Madasari, Lembah Putri, Pantai
Karapyak, Karang Nini, Pantai Batu Hiu, Pantai Pangandaran, Citumang, Situ Lengkong, Karang Kamuliyan (Ciung Wanara ).
Beragam makanan khas ditawarkan seperti Sale Pisang, Galendo, Gula Merah, dan Abon Ikan Patin.
Senin, 06 Mei 2013
Minggu, 05 Mei 2013
Ungu - Melayang (2006) Full Album
20.54
No comments
Download Album Lagu Ungu - Melayang (2006)
Download
Ungu - Aku Bukan Pilihan Hatimu.mp3
Ungu - Sejauh Mungkin.mp3
Ungu - Tercipta Untukku.mp3
Ungu - Seperti Yang Dulu.mp3
Ungu - Melayang.mp3
Ungu - Ciuman Pertama.mp3
Ungu - Berikan Aku Cinta.mp3
Ungu - Demi Waktu.mp3
Ungu - Dari Satu Hati.mp3
Ungu - Berjanjilah.mp3
Ungu - Tak Perlu.mp3
Ungu - Ungu (Tak Terulang).mp3
Ungu - Sejauh Mungkin.mp3
Ungu - Tercipta Untukku.mp3
Ungu - Seperti Yang Dulu.mp3
Ungu - Melayang.mp3
Ungu - Ciuman Pertama.mp3
Ungu - Berikan Aku Cinta.mp3
Ungu - Demi Waktu.mp3
Ungu - Dari Satu Hati.mp3
Ungu - Berjanjilah.mp3
Ungu - Tak Perlu.mp3
Ungu - Ungu (Tak Terulang).mp3
Rabu, 01 Mei 2013
Singular & Plural Noun
19.16
No comments
A. Pengertian Singular Noun dan Plural Noun
1. Singular Noun
Menurut Barbara Dykes (207 : 2007), Singular Noun
adalah “of nouns or pronouns, indicating single number, i.e. one only”
(kata benda atau kata ganti yang menunjuk pada angka tunggal misalnya hanya
satu). Dari pengertian tersebut kita mengetahui bahwa yang namanya Singular
Noun adalah kata benda yang merujuk pada satu benda atau tunggal. Biasanya Singular
Noun di dahului oleh Article (kata depan), misalkan a, an, one.
Contoh:
a. A book (sebuah buku)
b. An apple (sebuah apple)
c. One bag (satu tas)
2. Plural Noun
Menurut Barbara Dykes (206 : 2007), Plural Noun
adalah “of nouns or pronouns, indicating a number that is more than one”
(kata benda atau kata ganti yang menunjuk pada angka yang lebih dari satu).
Dari pengertian tersebut kita mengetahui bahwa yang namanya Plural Noun
adalah kata benda yang merujuk pada lebih dari satu benda atau jamak.
B. Pembentukan Singular Noun Menjadi Plural Noun
Kita tentunya sudah paham secara istilah apa itu Singular
Nouns (kata benda tunggal) dan Plural Nouns (kata benda jamak) dan
kita juga tentunya sudah mengetahui bahwa hanya Singular Countable Nouns
(kata benda tunggal yang bisa dihitung) saja yang bisa dirubah menjadi Plural
Nouns. Pada umumnya, Plural Nouns dibentuk dengan menambahkan
akhiran –s di belakang Singular Nouns, misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Book
|
Books
|
Cat
|
Cats
|
House
|
Houses
|
Dog
|
Dogs
|
Tetapi terdapat beberapa pengecualian dalam
pembentukan Plural Nouns yang kita harus ketahui, seperti:
1. Dengan memberi akhiran –es pada Singular Nouns
jika Nouns tersebut berbunyi desis dan berakhiran –ss, -s, -x, -z, -ch,
dan –sh. Misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Glass
|
Glasses
|
Bus
|
Buses
|
Box
|
Boxes
|
Quiz
|
Quizes
|
Chruch
|
Churches
|
Brush
|
Brushes
|
2. Jika Singular Nouns berakhiran –ch tetapi
tidak berbunyi desis, melainkan diucapkan dengan bunyi /k/, maka bentuk jamak
tidak ditambahkan –es, tetapi akhiran –s, misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Stomach
|
Stomachs
|
Monarch
|
Monarchs
|
3. Dengan memberikan akhiran –es pada Singular
Nouns yang berakhiran –o yang didahului oleh Consonant (huruf mati),
misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Buffalo
|
Buffaloes
|
Tomato
|
Tomatoes
|
Mango
|
Mangoes
|
Potato
|
Potatoes
|
4. Akan tetapi, sejumlah Singular Nouns tidak
mengikuti aturan di atas. Artinya, ada Singular Nouns yang berakhiran –o
dan diawali dengan konsonan, tetapi bentuk Plural Noun-nya hanya
ditambahkan –s, bukan –es, misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Kilo
|
Kilos
|
Bamboo
|
Bamboos
|
Folio
|
Folios
|
Photo
|
Photos
|
Piano
|
Pianos
|
Radio
|
Radios
|
Studio
|
Studios
|
Zoo
|
Zoos
|
5. Jika terdapat Singular Nouns berakhiran –y
yang didahului oleh huruf Consonant (huruf mati), bentuk Plural Nouns-nya
adalah mengubah akhiran –y menjadi –i kemudian ditambahkan akhiran –es,
misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Dictionary
|
Dictionaries
|
Baby
|
Babies
|
City
|
Cities
|
Country
|
Countries
|
Duty
|
Duties
|
Enemy
|
Enemies
|
Hobby
|
Hobies
|
6. Jika Singular Nouns berakhiran –y yang di
dahului oleh huruf Vocal (huruf hidup) cukup ditambahkan akhiran –s
untuk mengubah Singular Nouns tersebut menjadi Plural Nouns,
misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Boy
|
Boys
|
Day
|
Days
|
Donkey
|
Donkeys
|
Jurney
|
Jurneys
|
Toy
|
Toys
|
Way
|
Ways
|
Monkey
|
Monkeys
|
7. Akhiran –f atau –fe pada Singular Nouns
diubah menjadi –ves untuk menjadikannya Plural, misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Knife
|
Knives
|
Leaf
|
Leaves
|
Shelf
|
Shelves
|
Thief
|
Thieves
|
Wife
|
Wives
|
Wolf
|
Wolves
|
8. Tetapi terdapat beberapa pengecualian untuk Singular
Nouns yang berakhiran –f atau –fe, Singular Nouns berikut ini hanya
ditambahkan akhiran –s untuk menjadikan Singular Nouns menjadi i,
misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Belief
|
Beliefs
|
Chief
|
Chiefs
|
Cliff
|
Cliffs
|
Dwarf
|
Drawfs
|
Gualf
|
Gualfs
|
Proof
|
Proofs
|
Reef
|
Reefs
|
Roof
|
Roofs
|
Turf
|
Turfs
|
9. Perubahan bentuk Singular menjadi Plural
Nouns di atas bisa dibilang perubahan yang teratur (Regular), di
bawah ini disebutkan bentuk-bentuk perubahan Singular Nouns ke Plural
Nouns yang tidak beraturan (Irrigular)
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Child
|
Children
|
Foot
|
Feet
|
Goose
|
Geese
|
Loose
|
Lice
|
Man
|
Men
|
Mouse
|
Mice
|
Ox
|
Oxen
|
Tooth
|
Teeth
|
Woman
|
Women
|
10. Beberapa
Plural Nouns memiliki bentuk yang sama dengan bentuk Singural Nouns-nya,
misalnya:
Singular Nouns
|
Plural Nouns
|
Cattle
|
Cattle
|
Grouse
|
Grouse
|
Fruit
|
Fruit
|
Fish
|
Fish
|
Deer
|
Deer
|
Series
|
Series
|
Sheep
|
Sheep
|
Species
|
Species
|
Langganan:
Komentar (Atom)















